Masyarakat bali sudah mengenal seni lukis sejak jaman masuknya pengaruh hindu ke Bali. Lukisan ini bergaya tradisional, lukisan ini banyak dijumpai sebagai hiasan pada tempat-tempat suci, istana kerajaan. Perkembangan seni lukis dibali mulai dikenal sejak jaman pemerintahan kerajaan kelungkung. Disana ada sebuah desa yang bernama Desa Kamasan yang terletak di Kabupaten Kelungkung. Kehidupan masyarakat Desa Kamasan mayoritas seniman, pada masa itu warga kamasan mendapat tugas untuk menghias pura serta istana dan rumah keluarga kerajaan kelungkung dengan lukisan.
Lukisan-lukisan kamasan mengambil tema pewayangan dari mahacarita ramayana dan mahabharata. Lukisan ini dilukis pada media kanvas dengan menggunakan pigmen warna alami dari tumbuh-tumbuhan dan tulang hewan yang dihaluskan. Ciri lukisan ini menonjolkan pigur-pigur pewayangan, tanpa perspektif dan tampak datar.
Pada masa masuknya belanda ke indonesia khususnya bali, seni lukis di bali juga mengalami perkembangan yang dipengaruhi oleh wisatawan asing yang datang kebali. Periode ini dikenal dengan lukisan tradisional gaya Batuan. Dengan kedatangan seniman barat seperti Walter Spies dan Bonet, turut mempengaruhi gaya lukisan tradisional Batuan. Kedatangan seniman barat ini berkolaborasi degan para seniman lokal seperti I Gusti Nyoman Lempad dan lain-lain. Penggunaan bahan sudah mulai menggunakan cat yang diinpor dari luar. Dengan menggunakan media kertas.
Lukisan tradisi gaya Batuan sudah lebih berkembang dibandingkan dengan lukisan tradisi gaya Kamasan. Gaya Batuan ini disamping mengambil tema pewayangan, kehidupan sosial masyarakat pada masa itu dan juga tema-tema alam sekitarnya. Lukisan ini juga sudah mulai memperlihatkan anatomi dan detail lukisan, lukisan gaya Batuan lebih cenderung berlatar belakang gelap.
No comments:
Post a Comment